Sabtu, 20 September 2014

MENEMUKAN

Dalam kehidupan kau tak selalu beruntung dengan banyak harapan-harapan mu. Kau juga tak selalu menjumpai titik terang di setiap jalan buntu. Banyak hal yang tak ku inginkan dalam hari-hariku, banyak hal yang ku cari dan masih belum ku temui itu yang ku benci. Menunggu seseorang yang sangat berarti dalam sejarah hidupku, jika terlalu lama aku akan diam dan kecewa. Dalam hati aku bertanya kemana kau tak ada? Terkadang seseorang yang kau anggap baik dan pantas untuk kau percaya menyia-nyiakan mu begitu saja itu adalah salah satu yang tidak ku harapkan terjadi lagi. Jika kau kehilangan seseorang yang berarti kau akan menyesal dan berharap dia kembali. Kau pikir ini cerpen yang hanya cerita singkat? Ini lebih dari novel bisa dibilang kitab kehidupan. Seperti itu lah hidup.
Menurut ku menunggu dan mencari itu sama saja. Sama-sama membosankan. Melatih kesabaran mereka bilang? Tapi sabar tak minta dilatih oleh anak manusia. Mungkin satu atau dua kali kau masih bisa bersabar atas apa yang menimpa mu tapi bayangkan jika musibah berkali-kali datang padamu? Apa kau akan tetap sabar? Kadang aku rindu hal yang membuatku menangis, tapi terkadang aku juga rindu hal yang membuatku tertawa berlinangan airmata. Tentu saja, airmata tak enyah dari hari-hariku. Seseorang yang ku pikir terlalu bodoh untuk mengerti kehidupan ku terlalu lelah untuk terus belajar mengerti, dia pergi saat dia tau apa yang dia cari tak ada padaku. Seperti itukah tujuan mu? Datang dan pergi? Akankah kau kembali? Jangan, jangan kembali. Aku tidak memintamu kembali. Aku hanya ingin bercerita sedikit, jika aku marah dan kecewa aku berharap kau duduk di sampingku dan kita akan bicara. Jika aku tak membalas pesan mu maka ketahuilah pertanyaanmu tak perlu ku jawab, jika aku sering berkomentar buruk tentang mu itu bukan berarti kau tak memiliki sisi baik bahkan aku hanya mencoba menjadikamu lebih baik lagi dan bukan bermaksud merubahmu. Jika aku diam dan menangis itu berarti aku sudah tidak mampu berbicara dan menatap siapapun. Aku tidak lemah hanya saja aku memiliki batas ukur kekuatan yang dititipkan.

.. DUSTAI WARA

Pada malam hari ada seorang gadis yang keluar dari tempat malam untuk pulang menuju ke rumanhnya.
Di tengah perjalanan dia dihadang oleh seorang pria yang memakai jas dan dasi. Pria itu tersenyum dan berkata “maukah kamu diramal?”.
Gadis itu mengangguk kemudian pria itu memberikan ramalan bahwa gadis itu akan mendapatkan koper berisi uang 10 juta rupiah apabila dia mengecek tempat sampah di depan sekolahnya dalam keadaan sepi.
Antara percaya dan tidak percaya gadis itu meninggalkan pria yang tersenyum kepadanya.
Keesokan harinya apa yang diramalkan oleh pria itu benar dan tepat sekali. Gadis itu mendapatkan koper berisi uang 10 juta rupiah di tempat sampah dalam keadaan sekolah masih sepi. Gadis itu pun menyimpan uang itu dan menggunakannya untuk bersenang-senang.
5 hari kemudian gadis itu keluar dari tempat malam untuk pulang menuju ke rumahnya dan dia bertemu lagi dengan pria yang memakai jas dan dasi. Pria itu berkata “apakah kau percaya ramalan?”.
Gadis itu menganguk dan tersenyum kemudian pria itu memberikan ramalan bahwa dia akan mendapatkan dompet yang berisi banyak uang dan dia tidak boleh mengambil uang di dalam dompet itu dan harus mengembalikannya kepada pemiliknya kalau dia mengembalikannya maka dia akan mendapatkan cinta dari seorang remaja laki-laki yang tampan dan kaya-raya.
Gadis itu pun menuruti apa yang diramalkan oleh pria itu dan apa yang diramalkan oleh pria itu benar dan tepat sekali. Gadis itu berhasil mendapatkan pacar yang tampan dan kaya-raya. Hari-hari berlalu dengan indah bagi dirinya.
1 minggu kemudian gadis itu keluar dari tempat malam dan seperti biasa dia bertemu dengan seorang pria yang memakai jas dan dasi tapi kali ini dia bukan memberikan ramalan yang baik tapi ramalan yang buruk bahwa dia tidak boleh keluar malam tanpa persetujuan kedua orangtuanya selama dia masih sekolah dan belum lulus.
Gadis itu menolak ramalannya mentah-mentah dan gadis itu meninggalkan pria yang memberikan ramalan buruk kepadanya lagipula selama ini gadis itu tidak pernah mendengarkan nasihat orangtuanya. Ketika gadis itu pergi meninggalkan pria yang memakai jas tersebut. Pria itu memandangi gadis itu dengan tatapan mengerikan.
Keesokan harinya gadis itu keluar dari rumahnya pada malam hari untuk bertemu dengan pacarnya tanpa persetujuan orangtuanya. Gadis itu pun diajak berkeliling kota oleh pacarnya hingga jam 10 malam kemudian gadis itu diantarkan oleh pacarnya ke sebuah hotel untuk beristirahat tapi gadis itu tidak mau pergi kesana dan dia mau diantarkan ke rumahnya, karena terus melawan gadis itu diikat, disumpal mulutnya dan dibawa ke sebuah gudang yang jauh dari pemukiman penduduk. Disana dia diperk*sa dan dibunuh kemudian gadis itu dibuang ke tengah hutan dan antara hidup dan mati gadis itu melihat banyangan pria yang memakai jas dan dasi.
“Apa orangtuamu tidak pernah memberimu nasihat bahwa seorang gadis tidak boleh keluar malam?”. Tanya pria tersebut
“Pernah tapi aku tidak mendengarkannya” jawab gadis tersebut sambil meregang nyawa
“Apakah kamu tahu bahwa nasihat itu telah diturunkan dari turun-temurun oleh nenek moyang kita?” Tanya pria tersebut
“Sudah jangan banyak bicara cepat tolong aku”. Rintih gadis tersebut sambil menahan sakit di perutnya
“Aku tidak bisa menolongmu tapi seseorang di belakangku bisa menolongmu”. Jawab pria tersebut
Kemudian gadis tersebut menoleh ke arah seseorang yang ditunjuk oleh pria tersebut dan betapa terkejutnya dia ketika melihatnya. Sesosok tubuh yang memakai pakaian serba hitam, wajahnya gelap tidak kelihatan dan membawa sabit di punggungnya.
Gadis tersebut ingin segera pergi dari tempat tersebut tapi dia tidak bisa karena mengalami pendarahan yang sangat banyak.
“Kumohon jangan bunuh aku. Aku berjanji akan mendengarkan nasihat orangtuaku”.
“TOO LATE”
SRAKKKKKK
Gadis tersebut tewas seketika ketika sebuah sabit menyayat tubuhnya. Pria yang memakai jas tersebut tersenyum ketika melihat pemandangan hebat yang ada di depannya.
“Terimakasih kamu sudah menolong dia”
Sosok bayangan itu menoleh ke arah pria yang memakai jas tersebut dan berkata “pergilah ke neraka”
“Wah, jahat sekali” jawab pria tersebut sambil tersenyum
Kemudian sosok bayangan tersebut pergi meninggalkan pria yang memakai jas dan dasi dengan secepat kilat lalu pria tersebut memandang langit tersenyum dan tertawa
“Aku senang temanku semakin banyak”

.. hahahayyyy !!

“Karina! Bangun nak, sudah jam 4 sore, ayo mandi dan shalat Ashar dulu!” Mama membangunkanku. “Hoamm… Mama aku masih ngantuk!” jawabku. “Ayo Karina!” kata mama. “Iya Maaa” kataku. Aku lalu bangun dan mengambil handuk putihku. Aku segera mandi. Setelah itu aku memakai pakaian dan jilbab. Tak lupa aku berwudhu. Aku menyiapkan perlengkapan shalatku. Tapi ada yang kurang yaitu… “Oh ya sajadah! Hmm.. sajadahku di mana ya, apa dicuci Mbak Anik ya, aku tanya saja sama Mbak Anik!” gumamku. Aku segera menghampiri Mbak Anik yang sedang mencuci.
“Mbak Anik, sajadahku dicuci Mbak ya?” tanyaku. “Iya Karina, kamu mau shalat ya?” tanya Mbak Anik. “Iya Mbak” jawabku. “Ya sudah kamu pakai sajadah yang lain dulu ya!” kata Mbak Anik. “Iya”
Aku lalu mencari sajadah yang akan kupakai. “Oh gimana kalau aku pakai sajadah almarhum nenek saja!” gumamku. Aku akan menceritakan sedikit tentang nenekku. Nenekku adalah orang yang baik dan penyayang. Dia selalu rajin shalat dan beliau selalu shalat dengan menggunakan sajadah kesayangannya yaitu sajadah berwarna coklat yang lebar. Nenek meninggal karena sakit keras, sebelum meninggal beliau menitipkan sajadah kesayangannya kepadaku.
Kembali lagi ke cerita. Aku mencari sajadah nenek yang kusimpan di lemari. Akhirnya ketemu juga, dan aku segera shalat Ashar.
“Assalamualaikum waroh matullah, Assalamualaikum waroh matullah”
Selesai shalat aku berdoa kepada Allah SWT. Aku selesai berdoa.
Tiba-tiba seluruh tubuhku terangkat ke atas. Dan anehnya aku terbang bersama sajadah nenek. Aku mengelilingi dunia dengan menaiki sajadah nenek. Setelah lama berkeliling aku tiba di sebuah taman yang indah. Di sana aku bertemu nenek yang sedang duduk di kursi taman.
“Nenek, apakah itu Nenek?” tanyaku. Nenek tersenyum. “Iya Karina, ini Nenek” jawab beliau. “Nenek! Aku ingin selalu bersama Nenek, ayo pulang ke rumah, Nenek!!!” ujarku sambil menangis dan memeluk nenek. “Nenek tidak bisa pulang nak, Nenek hanya berpesan, kamu harus jadi anak yang baik dan pintar, jangan merepotkan Mama dan Papamu dan jaga Sarah adikmu, doakan Nenek dan rawatlah sajadah Nenek yang Nenek berikan kepadamu!” pesan nenek. “Iya Nek, Karina tidak akan melupakan itu!” jawabku sambil menangis. “Karina sekarang kamu harus pulang, Nenek juga harus pulang!” kata Nenek lembut. “Iya Nek, jangan lupakan aku dan doakan aku juga ya Nek” aku memeluk erat nenek.
Tiba-tiba suasana taman berubah menjadi suasana kamarku. “Kak Rina, Kak Karina sadar Kak, Kakak kenapa?” tanya seseorang. Aku membuka mataku dan tanpa sadar tenyata dari tadi aku memeluk Sarah! Hahahaha… Oh ternyata tadi hanyalah mimpi. Aku ketiduran saat aku selesai shalat tadi.
“Kakak kenapa kok meluk Sarah dari tadi? Kakak sakit?” tanya Sarah. “Eh, maaf Sarah enggak ada apa-apa kok!” kataku. “Ayo makan Kak, aku mencari Kakak malahan Kakak tidur dan tiba-tiba memelukku sambil menangis” kata Sarah. Aku segera melipat mukena dan sajadahku.
Aku segera berlari menghampiri mama sambil menangis. “Mama! Mama! Tadi aku mimpi Nenek Maa.. Aku kangen sama Nenek, hiks hiks hiks” kataku. “Sudah jangan menangis Karina, kamu dakan Nenek saja!” kata mama.
Itulah ceritaku… lucu karena aku malu karena memeluk Sarah tanpa sadar dan sedih karena aku kangen nenek.